Jika berbicara tentang penjelajah, orang akan mengingat tentang Christopher Columbus yang menemukan Amerika , Marco Polo yang menjelajahi jalur sutera dan juga Laksamana Zheng He yang mengelilingi Asia dengan Armada Harta Karun nya, namun penjelajahan antar pulau dan benua melalui laut itu pun sebenarnya sudah dilakukan pada jaman sebelum Masehi, salah satu nya adalah Pytheas seorang penjelajah dari Yunani yang berhasil melakukan eksplorasi hingga ke kepulauan Britania pada abad ke-4 SM, hal ini tidak akan dilakukan lagi sampai Julius Caesar memimpin pasukannya untuk menyeberang dari Galia dan mendarat di Inggris pada tahun 54M
Mitos Negeri Utara
Pada masa nya , belum banyak wilayah yang diketahui oleh orang-orang Yunani, area yang mereka ketahui hanyalah area sekitar laut mediterania dimana koloni-koloni mereka berdiri. Area utara menjadi sesuatu wilayah yang misterius akan tetap, mitos berkata di utara setelah tanah para suku celts ada pulau dengan sumber daya berharga, memiliki tanah yang subur dan cocok untuk bercocok tanam. Dalam pengetahuan Orang Yunani kuno, Area utara merupakan tempat yang liar dan asing , area tersebut dihuni oleh orang-orang Hyperboreans, (Boreas dalam bahasa Yunani berarti Angin Utara) , bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa orang-orang tersebut merupakan ras Raksasa, sebutan tersebut seiring waktu menjadi kata yang digunakan untuk mendeskripsikan orang-orang yang tinggal di kepulauan Britania, skandinavia dan eropa utara. Dalam imajinasi para orang-orang, tentu tempat misterius tersebut patut untuk dijelajahi.
Perjalanan ke Utara
Tidak banyak yang diketahui tentang masa muda Pytheas, perjalanannya dicatat oleh buku yang ditulis oleh nya yang berjudul “ Tentang Samudera” namun buku tersebut sudah hilang dalam lautan sejarah, akan tetapi perjalanan pytheas tidak dilupakan oleh tokoh-tokoh sejarah lainnya seperti Timaeus, Eratosthenes, Plinius Tua (Pliny The Elder), Diodorus Siculus, Strabo, and Polybius. Walaupun kedua tokoh terakhir termasuk yang menentang bahwa perjalanan ini benar dilakukan oleh pytheas, catatan mereka memberikan informasi berharga tentang cerita perjalanan tersebut.
Sekitar tahun 330 SM, ia memulai ekspedisi ke utara dari Massalia (sekarang Marseille, Prancis). Kapal yang digunakan oleh Pytheas sendiri masih menjadi hal yang didiskusikan oleh para sejarawan , akan tetapi kemungkinan besar kapal yang digunakan adalah jenis Holkas, sejenis kapal dagang atau kapal kargo yunani kuno , bentuk nya lebih besar , digerakan dengan layar, dapat memuat banyak orang dengan layar dan lebih kokoh daripada kapal perang Yunani yang mungkin lebih dikenal banyak orang yaitu Trireme.
Perjalanan dimulai ke arah Barat dari Massalia dan melewati pilar Hercules (Selat Gibraltar pada zaman modern), area ini dikuasai oleh Kartago pada zaman tersebut jadi ada kemungkinan Pytheas harus membayar upeti atau menyelundup diam-diam pada malam hari untuk melewati selat tersebut. Perjalan dilanjutkan dengan menyisiri ujung pantai Hispania (Spanyol pada jaman modern) dan Gaul (Perancis pada jaman modern) ke arah Utara sampai Pytheas mencapai Utara area Gaul lalu menyeberangi selat Inggris hingga akhirnya mendarat di tempat bernama Bellerion, tempat ini dipercaya merupakan sebutan untuk kota cornwall di jaman modern.
Kepulauan Britannia
Di Bellerion ini Pytheas mulai melakukan pengamatan yang cukup mendalam mengenai astronomi , geografi, biologi di area sekitar , hanya sedikit jurnal yang tertinggal dalam lautan sejarah. Pytheas menyebut orang-orang yang tinggal di kepulaun ini Pretani yang berarti orang bertato dan kepulauan tersebut Pretannike , kata dipercaya menjadi asal kata Britania. Menurut catatan Diodorus Siculus, Pytheas menyebutkan bahwa kepulauan Britania sangatlah dingin dan memiliki populasi yang besar, Orang-orang Pretani adalah suku yang dipimpin oleh raja-raja dan kaum aristokrat, tinggal di rumah kayu dan hidup dari bercocok tanam, cara bercocok tanam mereka adalah dengan memotong pucuk gandum dan menyimpan nya di gudang setelah itu di pagi hari, mereka akan memilih pucuk gandum yang sudah matang dan menggiling nya. Dari sini, dikatakan di utara Britannia terdapat pulau beranam myctis dimana para orang pretani menambang timah yang nanti nya akan didagangkan ke suku gaul sampai ke Mediterania.
Setelah tinggal di cornwall beberapa waktu, Pytheas kembali melanjutkan perjalanannya ke arah Utara, dengan menyisiri pantai Wales menuju ke Skotlandia. Dalam lanjutan perjalanan nya ke utara ini ,Di pesisir Wales, Pytheas semakin banyak melakukan observasi, di sebuah pesisir pantai dia melakukan pengukuran pasang surut yang terjadi di sana, menurut pencatatannya pasang surut yang terjadi di britania jauh lebih tinggi dibandingkan pesisir pantai di area laut mediterania. Secara singkat, dapat dibilang bahwa Pytheas lah orang pertama yang memahami hubungan gravitasi dari Bulan terhadap pasang surut yang terjadi di bumi .Pytheas juga melakukan sejumlah pembacaan garis lintang dengan alat bernama gnomon. Ini adalah alat seperti tongkat yang dirancang untuk mengukur bayangan matahari dari garis lintang dan dengan demikian menghitung posisi seseorang. Selanjutnya, Pytheas melanjutkan perjalanannya dan berlayar melewati kepulauan yang dia sebut kepulauan Orcades, para sejarawan mengasumsikan bahwa kemungkinan kepulauan ini adalah kepulauan Orkney yang berada di sebelah utara Skotlandia
Thule Dan Lautan Es
Selama 6 hari pytheas melanjutkan ke arah utara di laut lepas sampai dia menemukan sebuah dataran yang dia sebut Thule. Tempat yang disebut sebagai Thule ini masih menjadi sebuah topik yang membingungkan bagi para sejarawan, beberapa setuju bahwa tempat ini adalah Islandia namun ada beberapa yang setuju bahwa sebenarnya Thule adalah Norwegia. Di utara ini Pytheas mengamati bahwa siang hari menjadi lebih pendek pada musim dingin bahkan sampai tidak ada matahari sama sekali, dan sebaliknya pada musim panas terkadang bisa tidak ada malam.
Sehari berlayar dari Thule menuju arah yang lebih utara, Pytheas menemukan sebuah pemandangan yang menakjubkan dan pertama kali dilihatnya yaitu lautan beku, sebutan yang diberikannya untuk area lautan kutub utara. Pada titik ini, kemungkinan besar kabut tebal, suhu dingin yang menusuk, dan gumpalan es yang tebal menghalangi perjalanan lebih jauh ke utara. Meskipun demikian, mengacu pada tempat inilah salah satu bagian paling misterius pada buku “Tentang Samudera””. Strabo mengutip Pytheas yang mengatakan bahwa garis lintang utara yang tinggi ini adalah sebuah tempat: Di mana bumi, air, dan udara tidak ada secara terpisah, tetapi semacam sebuah kesatuan yang tergabung, menyerupai “paru-paru laut” di mana bumi, laut, dan segala sesuatu nya berdiam, sehingga membentuk sebuah penghubung yang menyatukan semuanya. Interpretasi tentang paru paru laut tersebut terbuka untuk didiskusikan oleh berbagai pandangan sejarawan, namun interpretasi paling umum adalah yang dijelaskan Pytheas merupakan lautan es pancake yang pada zaman tersebut belum ada sebutannya dan kemungkinan sebutan paru-paru laut tersebut merupakan sebuah istilah dalam bahasa Yunani kuno. Teori lain juga menyebutkan bahwa lautan es pancake tersebut menyerupai sejenis ubur-ubur yang hidup di laut mediterania dan juga memiliki sebutan paru-paru laut.
Perjalanan Pulang
Sekembalinya dari Thule, Pytheas kemungkinan besar berlayar menyusuri pantai timur Inggris dan berhasil mengeliling Inggris secara keseluruhan’. Namun, daripada berlayar ke barat dan pulang ke rumah, ada catatan mengatakan bahwa Pytheas berlayar ke timur dan berlayar di sepanjang garis pantai utara Eropa. Pliny berpendapat bahwa ia bertemu dengan suku-suku germania, salah satu nya suku Gutones, yang mendiami daerah pesisir di sebuah muara besar. Dia juga mendarat di sebuah pulau (kemungkinan pulau Heligoland yang terletak di utara jerman) , pulau ini dikenal memiliki persediaan batu ambar yang melimpah. Faktanya, pelayaran di sepanjang bagian Eropa ini mungkin dipicu oleh keinginan untuk menemukan sumber ambar, yang memiliki daya tarik yang cukup besar bagi orang-orang Yunani. Beberapa orang berpendapat bahwa, dari sini, Pytheas melanjutkan perjalanan ke Laut Baltik. Dia mungkin melakukan perjalanan menyusuri Sungai Vistula di Polandia sebelum berbalik dan memulai pelayaran panjang kembali ke Mediterania dan pulang.
Ta Peri Tou Okeanou
Pytheas seperti nya menuliskan hasil dari perjalanannya pada sebuah buku berjudul “Ta Peri Tou Okeanou” atau dapat diartikan secara langsung sebagai “Tentang Samudera” atau “Deskripsi Tentang Samudera” pada suatu waktu setelah ia kembali ke Massalia. Waktu tepat nya tentu saja, mungkin tidak akan pernah diketahui secara pasti. Melihat rentang waktu diduga bahwa buku ini pasti ditulis pada periode sebelum 320 SM, karena tak lama setelah tanggal tersebut buku ini pertama kali dikutip, oleh penulis klasik Dicaearchus, seorang murid Aristoteles. Setelah itu, buku ini beredar luas dan tampaknya dipelajari dan diperdebatkan setidaknya selama dua abad berikutnya. Untuk waktu yang lama, sebelum tulisan tacitus dan dikuasainya Inggris oleh Julius Caesar, Tentang Samudera Kemungkinan besar merupakan satu-satunya sumber informasi tentang Inggris dan area utara. Buku ini sangatlah berharga dan tidak diragukan lagi pasti ada salinannya di Perpustakaan Agung Alexandria.
Melihat kembali perjalanan Pytheas, sungguh menakjubkan bahwa beberapa orang dengan tekad kuat dan tingkat keingintahuan yang tinggi memberanikan diri untuk menjelajahi wilayah berbahaya dan tidak diketahui pada masa nya. Peninggalan Pytheas sangatlah berharga dan memberikan generasi-generasi penerus nya gambaran yang lebih detail tentang Tanah Utara misterius yang sering muncul pada cerita-cerita mitos.